Kamis, Januari 7

Ginjal Cucu Memberikan Hidup Baru Bagi Seorang Wanita


6 Jan 2010

Ginjal Cucu Memberikan Hidup Baru Bagi Seorang Wanita

Pembedahan Yang Tidak Biasa Karena Dua Alasan

TUCSON, Arizona, 28 Des, (AP): Lena McCline menghabiskan sembilan jam seminggu dalam dialisis, suatu proses melelahkan bagi nenek 70 tahun bercucu enam di Tucson itu.

Dan dia menantikan donor ginjal. Dan menanti. Ketika suatu kecocokan dengan seorang donor yang meninggal muncul di musim semi dia dilambungkan sesaat oleh harapan. Namun harapan itu ternyata menjadi kekecewaan. Donor itu adalah seorang pengguna narkoba dan meskipun dia diberitahu bahwa ginjal itu sehat, McCline menolak.

“Secara psikologi, saya kira hal itu telah mengganggu saya,” kata McCline, yang yakin bahwa kerusakan ginjalnya diakibatkan oleh kemoterapi setelah suatu perjuangan melawan kanker usus besar 13 tahun yang lalu.

Jadi kembali ke titik awal, mencari seorang donor dalam daftar tunggu bisa memakan waktu hingga tujuh tahun. Begitulah, kecuali seorang “donor hidup” muncul—yang darahnya cocok yang bisa melewati proses skrining dan yang rela menyumbangkan sebuah ginjal kepadanya. Dan ada satu yang rela.

“Saya langsung menelepon dia segera setelah saya mendengarnya dan berkata, ‘Nek, saya ingin melakukannya’,” kata cucunya, Chris McCline yang berusia 23 tahun.

“Saya mencoba mencegahnya,” kata nenenya. Namun dia tidak berhasil.

Pada tanggal 18 keduanya duduk, mengenakan piyama, berisisian di rumah sakit Lena di University Medical Center. Keduanya sedang memulihkan diri dari pembedahan yang dilangsungkan tiga hari sebelumnya. Dan Lena memiliki sebuah ginjal baru, ginjal yang baik dan muda, dia berkata dengan bangga.

Pembedahannya tidak biasa karena dua alasan. Pengangkatan ginjal dilakukan dengan sebuah robot pembedahan da Vinci yang mirip laba-laba dalam sebuah prosedur yang kata para dokter Chris adalah yang pertama di Arizona. Hal itu memakan waktu 90 menit.

Dan karena Lena adalah seorang Saksi Yehuwa, para dokter harus ekstra hati-hati tentang kehilangan darah, karena dia berkukuh tentang tidak menerima transfusi darah, yang dilarang oleh agamanya.

Robot da Vinci itu, sebuah alat seharga $1,5 juta yang dibeli UMC tahun lalu, membuat ahli bedah Chris McCline, Dr. Carlos Galvani, untuk melakukan pembedahan laparaskopik dengan mengoperasikan sebuah robot mirip laba-laba dari sebuah konsol. Robot berlengan empat itu melakukan pembedahan, seraya Galvani mengoperasikan perintah-perintah.

“Itu membuat pergerakan saya lebih presisi,” jelas Galvani, yang datang ke Tucson dari Universitu of Illinois di Chicago, di mana dia telah melakukan pembedahan yang dibantu robot sejak tahun 2004, untuk menjadi direktur dari program Pembedahan Minimalis Invasif, Bariatriks, dan Robotik di UMC awal bulan ini.

“Sistem itu akan menyaring getaran apa pun yang bisa saya alami,” dia berkata. Robot itu juga mempersingkat waktu bedah dan membantu meminimalkan kehilangan darah, dia berkata.

Kehilangan darah adalah suatu kekhawatiran besar bagi Dr. Rainer Gruessner, jetua departemen pembedahan UA, yang melakukan pembedahan transplantasi terbuka selama 2 ½ jam pada Lena. “Itu sedikit lebih berisiko. Kami harus melakukan suatu pembedahan dengan kehilangan darah sesedikit mungkin. Kami memberikan kepadanya epo untuk meningkatkan produksi sek darah merah. ,” Gruessner berkata. “Sebelum epo tersedia di tahun 1980-an, 1970-an, sebuah pembedahan pada Saksi-Saksi Yehuwa lebih berisiko. Mereka bisa kehabisan darah... dan meninggal.”

Gruessner berkata bahwa jumlah “donor hidup” bagi ginjal telah meningkat di UMC, suatu tren yang ia ingin berlanjut. Secara keseluruhan, mereka mendapatkan hasil yang lebih baik, dia berkata. Dia berkata bahwa sementara risiko menjadi seorang donor tidaklah nol persen, namun itu tetap rendah.

“Risiko meninggal karena melakukan prosedur semacam itu, adalah sekitar satu dalam 8.000. Nah Chris, dia lebih muda, dia sehat sehingga risikonya mungkin satu dalam 15.000, Riisko komplikasi besar adalah kurang dari tiga persen,” kata Gruessner. “Jadi pada umumnya itu adalah sebuah prosedur yang sangat aman.

Chris yang mengelola sebuah McDonald setempat, tidak diharapkan mengalami efek tetap apa pun dari pembedahan itu. Dia telah memiliki beberapa panutan di daerah itu. Kedua tantenya mendonasikan ginjal kepada ayah Chris, Jerome McCline, ketia dia menderita gagal ginjal. Jerome meninggal pada tahun 2004.

Chris harus memperhatikan tekanan darahnya, karena tekanan darah tinggi menurun di keluarganya dan bisa mempengaruhi ginjal. Jika terjadi kebutuhan untuk transplantasi bagi dirinya sendiri, status donor Chris menempatkan dirinya di puncak dari daftar tunggu untuk transplantasi, kata Gruessner.

Nenek Chris berharap mendapatkan kekuatan lebih banyak dan kebebasan untuk berjalan-jalan tanpa harus dibatasi oleh dialisisnya. “Ginjal itu bekerja dengan baik. Itu berarti segalanya,” Lena berkata. “Melakukan hal itu adalah sebuah tindakan kasih yang sangat pemurah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar