Jumat, Maret 26

Mahkamah Agung di Belarusia merespek hati nurani seorang pemuda

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
26 Maret 2010

Mahkamah Agung di Belarusia merespek hati nurani seorang pemuda

GOMEL, Belarusia—Sekarang terdapat kesempatan baru bagi Belarusia untuk menerapkan dinas sipil alternatif seperti yang tercantum dalam Konstitusi negara itu. Putusan atas seorang penolak atas dasar nurani Dmitry Smyk dibatalkan pada tanggal 15 Maret 2010, dan kasusnya dikembalikan untuk disidangkan kembali.

Sebelumnya, pada tanggal 6 November 2009, Pengadilan Distrik Tsentralniy dari kota Gomel memutuskan Smyk bersalah melanggar hukum wajib militer dan dia dihukum denda. Kemudian pada tanggal 20 Februari 2010, Wakil Ketua dari Mahkamah Agung mengajukan suatu keberatan terhadap putusan pengadilan Gomel atas kasus itu, dengan menyebutkan bahwa keyakinan religius Dmitry Smyk tidak diperhitungkan selama pertimbangan itu. Khususnya, mahkamah menunjukkan “fakta keanggotaan Smyk dalam keyakinan religius yang dimaksud. Mengatakan bahwa temuan-temuan pengadilan bersifat dugaan dan subyektif.” Hasilnya, pada tanggal 15 Maret Mahkamah Agung membatalkan putusan pengadilan Gomel itu.

Meski kisahnya tidak berakhir di sini, terdapat harapan bahwa intervensi oleh Mahkamah Agung itu akan terbukti menguntungkan dalam kasus Dmitry Smyk khususnya dan akan membantu para pembuat hukum mengambil pandangan segar pada isu yang lebih besar berupa dinas alternatif. Kemungkinan selama pengadilan ulang, Smyk akan diakui bukan sebagai seseorang yang menghindari tugas sipilnya namun sebagai seseorang yang hanya memohon agar keyakinan religiusnya diperhitungkan seraya dia memenuhi tugas-tugas sipilnya. Kondisinya cerah untuk harapan semacam itu akan menjadi kenyataan. Pada tanggal 18 Februari, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, membentuk sebuah komisi untuk membuat rancangan undang-undang mengenai dinas alternatif.

Kontak:
Belarusia: Pavel Yadlouski, Telepon + 375 17 292 93 78
AS: Mario Moreno, Telepon + 845 306 0711
Baca selengkapnya >>

Kamis, Maret 25

Kepolisian di Rusia menyita literatur religius dari rumah-rumah umat

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
24 Maret 2010

Kepolisian di Rusia menyita literatur religius dari rumah-rumah umat

TAMBOV, Rusia—“Ketika polisi muncul di rumah kami pagi-pagi sekali, saya merasa tidak beralasan untuk khawatir akan kebebasan saya dan keselamatan anak-anak saya.” Larisa Cheprunova, yang rumahnya diperiksa, merasa syok atas apa yang terjadi. “Kami selalu merespek pihak berwenang, namun para petugas memperlakukan kami seperti kriminal; mereka berbicara kasar, mengambil barang-barang dan literatur milik kami, dan membuat anak-anak kami ketakutan!”

Kira-kira pukul 7 pagi, pada tanggal 17 Maret 2010, tiga kelompok polisi tiba secara bersamaan di tiga rumah yang dihuni oleh empat keluarga Saksi-Saksi Yehuwa yang tinggal di kota Tambov. Penghuni rumah tersebut terbangun oleh polisi yang, dengan memegang surat perintah pengadilan, datang untuk menggeledah rumah-rumah itu. Para petugas menyita perpustakaan pribadi, mengambil semua literatur Alkitab serta dokumen bisnis, komputer, data elektronik, bahkan album foto keluarga dan surat-surat pribadi. Kejadian tersebut terjadi tidak lama setelah diperbaruinya kembali Daftar Federal dari Materi Ekstremis di mana publikasi-publikasi baru dari Saksi-Saksi Yehuwa telah ditambahkan.

Perintah pengadilan itu didasarkan pada kasus baru-baru ini yang diajukan di bawah Artikel 282 dari Hukum Kriminal Federasi Rusia, “Menghasut Kebencian dan Kekerasan, dan Merendahkan Martabat Manusia.” Sebagai respon atas mosi yang diajukan oleh Penyidik Igor Avdeyev, sebuah keputusan dikeluarkan oleh Hakim Lyudmila Ryazantseva dari Pengadilan Distrik Leninskiy dari Kota Tambov yang mengizinkan penggeledahan itu. Menurut keputusan itu, petugas harus menyita “barang, literatur, media elektronik yang menganjurkan kebencian religius serta . . . dokumen lain yang mencatat kegiatan organisasi religius itu.”

Selama penggeledahan polisi tidak memberitahukan kepada pemilik rumah tentang hak-hak mereka, memberikan salinan perintah pengadilan yang mengizinkan penggeledahan mereka, atau mengizinkan mereka untuk menghubungi seorang pengacara. Dalam beberapa kasus para pemilik rumah tidak diizinkan untuk menggunakan telepon pribadi mereka. Selama penggeledahan dari apartemen milik Cheprunov, nada bicara yang tinggi dari para petugas kepolisian telah membuat takut anak perempuan keluarga itu, yang mulai menangis dan memohon agar polisi tidak membawa orang-tuanya. Polisi menggeledah rumah yang lain, milik keluarga Tagayev, menyita satu salinan Perjanjian Baru yang diterbitkan di Moskow pada tahun 1988 serta publikasi-publikasi Saksi-Saksi Yehuwa.

Vasiliy Kalin, Ketua dari Pusat Administratif Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia, yang hidup selama masa represi dan mengalami sendiri penganiayaan religius, menyatakan sebagai berikut: “Apa yang terjadi di Tambov mengingatkan kita aka masa-masa sulit di masa lalu ketika berdasarkan laporan-laporan fitnah dan tuduhan-tuduhan palsu serta tidak adanya dasar apa pun, Saksi-Saksi Yehuwa kehilangan harta milik mereka dan dianiaya secara kriminal. Pada waktu itu para petugas KGB datang malam-malam sekali atau pagi-pagi sekali, menggeledah rumah-rumah, membawa literatur dan barang-barang milik pribadi. Apa yang terjadi sekarang terlalu sama, terlalu seperti apa yang terjadi di tahun 1951 ketika aksi-aksi semacam itu dalam skala besar akhirnya membuat ribuan Saksi-Saksi Yehuwa dideportasi ke Siberia.”

Kontak:
Di Rusia: Grigory Martynov, telepon +7 (812) 702-26-91
Di AS: Mario Moreno, telepon +1 845 306 0711
Baca selengkapnya >>

Kamis, Maret 18

Azerbaijan memperlakukan penyebaran literatur religious sebagai sebuah kejahatan

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
10 Maret 2010

Azerbaijan memperlakukan penyebaran literatur religious sebagai sebuah kejahatan

BAKU, Azerbaijan—Pada tanggal 3 Maret 2010, Famil Nasirov dan Amina Mammadova, Saksi-Saksi Yehuwa yang membagikan pemikiran-pemikiran menghibur dari Kitab Suci kepada tetangga mereka, dihentikan oleh tiga petugas kepolisian dan dibawa ke kantor polisi. Kepolisian menyita salinan Kitab Suci dan buku-buku religius milik pribadi mereka, serta beberapa majalah yang ingin mereka bagikan kepada orang-orang yang tertarik untuk mempelajari lebih banyak tentang Alkitab.

Meskipun semua publikasi dari kedua Saksi-Saksi yang dimaksudkan untuk dibagikan kepada orang lain itu diimpor ke Azerbaijan dengan seizin Komite Negara Bagian untuk Kerjasama Dengan Lembaga-Lembaga Religius, kepolisian menuntut keduanya melanggar sebuah hukum yang dikeluarkan pada tahun 2009 yang melarang “penyebaran literatur religius . . . tanpa mendapatkan izin [dari badan Negara Bagian yang sesuai] untuk pembuatan dan pengimporannya.” Sore itu, Pengadilan Distrik Khatai di Baku memerintahkan masing-masing dari Saksi-Saksi itu untuk membayar dendan sebesar 200 AZN (Rp. 2,5 juta), yang adalah hampir 70 persen dari upah satu bulan bagi kebanyakan warga Azerbaijan. Nasirov dan Mammadova berniat untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan itu.

Di lebih dari 236 negeri dan wilayah, Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan publikasi pendidikan untuk mengajar orang-orang yang ingin mempelajari Alkitab. Informasi ini sedang diterbitkan dalam 500 majalah. Di antara buku paling dikenal yang diterjemahkan adalah majalah Menara Pengawal, yang sekarang secara simultan diterbitkan dalam 180 bahasa, termasuk bahasa Azerbaijan.

Hak untuk memanifestasikan agama seseorang adalah sebuah kebebasan fundamental yang dijamin oleh Perjanjian untuk Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Fundamental. Sejumlah keputusan dari Pengadilan Eropa untuk Hak-Hak Asasi Manusia telah memastikan bahwa “menyandang kesaksian dalam kata-kata dan perbuatan terjalin dengan eksistensi dari keyakinan religius.” (Lihat Kuznetsov v. Rusia, no. 184/02, § 56, 11 Januari 2007 dan Kokkinakis v. Yunani, keputusan 25 Mei 1993, Seri A no. 260-A, § 31.) Karena Azerbaijan adalah penandatangan dari Perjanjian Eropa untuk Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Fundamental, hukum apa pun yang mengizinkan pengadulan untuk mengenakan pembatasan atas kegiatan warga Azerbaijan harus ditafsirkan di bawah Konstitusi Azerbaijan serta Perjanjian Eropa, yang keduanya menjamin kebebasan untuk memanifestasikan agama seseorang. Hak untuk menyebarkan publikasi religius adalah suatu bagian esensial dari kebebasan fundamental ini.

Kontak:
Di Belgia: Luca Toffoli, Asosiasi Eropa dari Saksi-Saksi Kristen Yehuwa
Telepone: +32 2 782 0015
Ponsel: +32 475 58 10 36
Di Inggris: Paul Gillies, Asosiasi Eropa dari Saksi-Saksi Kristen Yehuwa
Telepone: +44 208 906 2211
Di Amerika Serikat: Gregory Allen, Penasihat Umum Rekanan
Telepone: +845-306-0711
Baca selengkapnya >>

Penyitaan properti religius di Rusia dimulai

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
9 Maret 2010

Penyitaan properti religius di Rusia dimulai

TAGANROG, Rusia—Pada tanggal 1 Maret 2010, para petugas penegak hukum menutup dan menyegel Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa di kota Taganrog, Wilayah Rostov.

Penyitaan bangunan itu adalah salah satu dari tuntutan penuntut dalam peradilan kelanjutan atas likuidasi dari Organisasi Religius Lokal Taganrog dari Saksi-Saksi Yehuwa. Gedung itu dibangun pada tahun 2006 oleh Saksi-Saksi Yehuwa setempat, yang mendanai pembangunan dan penggunaannya dengan sumbangan sukarela mereka sendiri. Sejak saat itu bangunan itu telah berfungsi sebagai sebuah pusat untuk pelajaran Alkitab dan kebaktian religius, yang adalah cuma-cuma dan terbuka kepada umum.

Kebetulan atau tidak, para petugas penegak hukum muncul untuk menutup gedung itu satu hari setelah Saksi-Saksi Yehuwa menyelesaikan penyebaran risalah Akankah Hal itu Terjadi Lagi? Suatu Pertanyaan bagi Warga Rusia, yang diperkirakan memiliki peredaran di Rusia sebanyak 12 juta salinan. Publikasi itu mengutip bagian dari pidato presiden Rusia, yang mengutuk pelanggaran hak-hak asasi manusia dan pembatasan atas kebebasan yang diizinkan terjadi di masa lalu.

Ini adalah kasus pertama di Rusia yang demokratis di mana sebuah gedung religius yang dimiliki oleh Saksi-Saksi Yehuwa disita. Sekitar 60 tahun yang lalu, rumah dan properti dari ribuan Saksi-Saksi Yehuwa disita, dan Saksi-Saksi diasingkan ke Siberia “untuk menetap secara permanen.” Lebih dari satu dekade kemudian, Perintah dari Dewan Tertinggi U.S.S.R tertanggal 20 September 1965, akhirnya membebaskan mereka, dan Perintah dari Presiden Federasi Rusia tertanggal 14 Maret 1966, sepenuhnya mencabut tuduhan atas mereka dan menyatakan mereka sebagai korban represi politik.

“Di bawah rezim Soviet,” kata Vasily Kalin, ketua dari Pusat Administratif Saksi-Saksi Yehuwa, “Saksi-Saksi Yehuwa awalnya diasingkan dari kehidupan umum dan dipaksa masuk ke bawah tanah. Kemudian mereka dinyatakan sebagai sektarian suram yang memilih untuk bersembunyi dari orang-orang. Kembali kita melihat sebuah gambaran yang mirip sekarang sehubungan dengan Saksi-Saksi. Sementara properti mereka sedang disita dengan dalih melawan ektremisme, properti yang sebelumnya diambil dari agama-agama lain sedang dikembalikan.”

Informasi kontak:
Di Rusia: Grigory Martynov, telepon +7 (812) 702-26-91
Di AS: Mario Moreno, telepon +1 845 306 0711
Baca selengkapnya >>

Rabu, Maret 17

Bahan Perhimpunan yang bersumber dari Buku Tahunan 2010

Untuk jadwal perhimpunan dinas minggu ini, terjemahan pribadi dalam bahasa Indonesia, disumbangkan dan diizinkan untuk disebarkan.

Update: Buku Kegiatan sudah tiba di sidang, jadi link dicabut.

Format berkas: Microsoft Word 2003, ukuran: 46 Kb.
Klik INI untuk mulai mengunduh.
Baca selengkapnya >>

Jumat, Maret 5

Bantuan bencana Saksi-Saksi Yehuwa di Haiti menonjolkan persatuan internasional


4 Maret 2010

Bantuan bencana Saksi-Saksi Yehuwa di Haiti menonjolkan persatuan internasional

Dr Mattias merawat seorang korban.
Eksklusif Untuk Dominican Today

Santo Dominingo- Sewaktu seorang wanita di Haiti menerima pelajaran Alkitab dari seorang Saksi-Saksi Yehuwa, ia mungkin berharap hal itu akan meningkatkan kehidupannya. Yang tidak disangka-sangka olehnya, hal itu secara harfiah menyelamatkan kehidupannya.

Laporan-laporan mengindikasikan bahwa pengajar pelajaran Alkitab wanita ini secara harfiah mengorbankan kehidupannya sendiri untuk melindungi dia dari reruntuhan mematikan selama gempa bumi berkekuatan 7,0 pada tanggal 12 Januari itu.

Setelah gempa, pelajar itu dipindahkan ke kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa di Santo, dekat Port-au-Prince, Haiti, dimana perbuatan keibaan hati dan kebaikan terjadi dalam skala yang bahkan lebih besar.

Dengan bekerjasama dengan pihak berwenang setempat dan perwakilan-perwakilan bantuan bencana lainnya, Saksi-Saksi terorganisasi untuk membantu merawat kebutuhan darurat dari rekan-rekan seiman mereka dan korban lainnya di Haiti. Pada pukul 2:30 pagi, Kamis, 14 Januari, supir-supir truk Saksi dari kantor cabang mereka di Republik Dominika melewati perbatasan dengan angkutan persediaan bantuan seberat 6,8 ton. Mereka adalah beberapa dari yang pertama kali tiba di tempat kejadian. Mereka terus mengirimkan bantuan 13,6 ton berupa makanan dan obat-obatan setiap beberapa hari.

Setelah menghabiskan waktu 24 jam dalam bantuan bencana tanpa henti hanya beberapa hari setelah bencana, salah satu pekerja, seorang utusan injil saksi di Santo Dominingo berkata, “Kami tiba kembali di rumah kami pada pukul 2 pagi dengan kondisi sangat kelelahan.” Dia melanjutkan, “Kami tidak bisa melakukannya dengan cara lain. Kerja keras ini adalah untuk manfaat kami. Hal itu membuat kami lebih kuat dan lebih puas! Adalah hak istimewa untuk merawat kebutuhan darurat dari saudara-saudari terkasih kami di Haiti.”

Dokter Dominika Evan Batista salah satu dari Saksi-Saksi yang ke Haiti untuk membantu.

Suatu kelompok para dokter Saksi dan staf medis dari Dominika mulai tiba kurang dari 24 jam setelah gempa. Di antara kelompok ini 19 orang adalah ahli bedah ortopedik, seorang ahli bedah umum dan bidang-bidang medis lain. Mereka dengan berani bekerja 15-20 jam per hari di bawah kondisi yang primitif selama satu minggu, hingga bantuan bencana oleh tim medis dari Prancis dan Eropa di bawah pengarahan NGO Aide Afrique, sebuah organisasi dari saksi-saksi yang merelakan diri dan menyumbang untuk menyediakan Bantuan kemanusiaan di seluruh Afrika. Ini adalah kesempatan pertama dimana mereka digunakan di belahan dunia barat.

Pada hari Rabu, 20 Januari, hari yang sama dimana sebuah gempa susulan hebat berskala 6,1 menghantam sebuah desa di sebelah barat Port-au-Prince, kelompok-kelompok yang terdiri dari Saksi-Saksi berbahasa Prancis dan Creole datang dari seluruh dunia yang merelakan diri bergabung dengan upaya bantuan bencana itu.

Kelompok-kelompok ini, termasuk kelompok Aide Afrique membawa serta dua orang ahli bedah, seorang petugas paramedis trauma, dua belas perawat, seorang bidan dan banyak profesinal medis lainnya serta sebanyak 2,2 ton obat-obatan dan peralatan termasuk sebuah kamar bedah bergerak, yang membuat mereka dapat mulai membantu korban yang terluka kritis dengan segera dan lebih dari 55 pembedahan dilakukan di tempat.

Balai Kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa di Santo, Republik Haiti, tidak terpengaruh oleh gempa dan digunakan sebagai klinik dan pusat medis sementara bagi yang terluka. Tiga Balai Kerajaan di wilayah bencana juga digunakan dengan cara serupa, dengan Saksi-Saksi Haiti setempat yang berprofesi sebagai dokter menyediakan perhatian medis.

Tim-tim saksi-saksi dari Prancis, Jerman, Swiss, Amerika Serikat, Guadalupe dan tempat lainnya merawat ratusan pasien, saksi dan non-saksi juga. Tak seorang pun yang ditolak. Bantuan ini terbukti tak ternilai, karena beberapa rumah sakit di Haiti hancur oleh gempat dan rumah sakit yang tersisa di wilayah itu kewalahan.

Pasien-pasien perawatan kritis telah dipindahkan oleh relawan ke rumah sakit di Republik Dominika. Secara total, 81 pasien perawatan kritis telah dirawat di Republik Dominika oleh tim dokter Dominika yang sama yang merupakan Perespon Pertama selama minggu pertama setelah Gempa bumi di Haiti itu.

Kebanyakan dari pasien tersebut selamat dan sedang dalam pemulihan. Salah seorang darinya, seorang anak laki-laki bernama Wesley, tampaknya menjadi yatim-piatu setelah gempa itu. Kaki kanannya telah diamputasi dan dia masih menderita akibat luka fisik dan psikologi. Namun ketika dia menerima kunjungan-kunjungan dari sahabat-sahabat Saksinya – keluarga-keluarga dari Kanada dan AS yang mempelajari bahasa Creole dalam upaya untuk mengjangkau hati dari orang-orang Haiti – matanya berbinar-binar, Senyuman di wajah seorang anak yang begitu terluka adalah sulit untuk dilupakan.

Merujuk pada upaya-upaya Saksi-Saksi di Republik Dominika ini, Ray Guinn, seorang Saksi-Saksi Yehuwa dari AS yang merelakan diri menjadi pengajar Alkitab di Republik Dominika, berkata, “Banyaknya tangan membuat beban menjadi ringan. Jadi, sidang-sidang di wilayah kami semua bersama-sama membantu.”

Seraya Guinn teringat membantu seorang wanita rekan seiman yang terluka untuk masuk ke ambulans, dia meratap, “Yang berat bukanlah sewaktu mengangkatnya, bagian yang berat adalah melihat air mata jatuh di wajahnya.” Wanita itu terhuyung dalam kesakitan, namun mendapatkan penghiburan sewaktu Guinn menyebutkan sebuah ayat kepadanya. “Terima kasih, terima kasih, terima kasih!” dia menangis.

Para relawan saksi tampaknya setuju bahwa mereka mendapakan kepuasan sejati, bukan hanya karena membantu sesama mereka denga bantuan praktis, namun juga dengan menyediakan pengetahuan berupa harapan Alkitab di masa depan dan jawaban Alkitab atas pertanyaan yang ditanyakan oleh jutaan orang: “Mengapa?”

Saksi-Saksi Neil dan Rebecca Collingbourne telah membantu banyak orang Haiti di rumah sakit di Republik Dominika, bahkan menyediakan penampungan sementara bagi beberapa korban gempa. Sewaktu ditanya apa perasaan mereka atas pekerjaan yang telah mereka lakukan, mereka mengutip kata-kata Yesus sendiri, “Lebih bahagia memberi daripada menerima.”

Diperkirakan terdapat 10.000 Saksi-Saksi Yehuwa yang tinggal di wilayah bencana. Sekarang, 6 minggu setelah tragedi hebat ini dan dengan hanya beberapa minggu sebelum musim penghujan tiba, 700.000 orang dilaporkan masih tinggal di tempat terbuka di penampungan darurat. Upaya-upaya sedang dilakukan untuk menyediakan perumahan singgah yang layak. Struktur kayu dan seng pabrikan sedang disiapkan untuk dipasang di tempat bagi kira-kira 5000 saksi-saksi yang telah kehilangan rumah mereka.

Saksi-Saksi Yehuwa di Haiti terhibur dan dikuatkan oleh perhatian pengasih yang ditunjukkan oleh rekan-rekan seiman mereka di seluruh dunia. Upaya bantuan bencana internasional Saksi-Saksi sekarang sedang dikoordinasikan oleh Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa dari kantor pusat dunia di Brooklyn dengan bantuan dari kantor cabang Republik Dominika, menyediakan bantuan praktis dan penghiburan rohani bagi para korban.

Biaya dari pekerjaan bantuan bencana Saksi-Saksi Yehuwa ini, seperti biasa, didanai oleh sumbangan yang diberikan tanpa nama bagi pekerjaan seluas dunia Saksi-Saksi.

Sementara bencana terakhir di Haiti ini mengungkapkan lebih banyak tentang pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa, mereka telah secara aktif mempromosikan pendidikan Alkitab di Haiti selama lebih dari 80 tahun. Mungkin, kali berikutnya seorang Saksi-Saksi Yehuwa menghampiri dan menawarkan sebuah pelajaran Alkitab cuma-cuma, kita masing-masing memiliki alasan untuk bertanya: Bagaimana organisasi ini dapat menyelamatkan hidup saya?

Ditulis oleh: Donald Elwell, Byron Smith
Baca selengkapnya >>

Selasa, Maret 2

Penggunaan Pembedahan Tanpa Darah Terus Bertumbuh

Sumber: Newsvine.com

Penggunaan Pembedahan Tanpa Darah Terus Bertumbuh

25 Feb 2010

Pengobatan dan pembedahan tanpa darah pertama kali dikembangkan pada tahun 1960-an sewaktu Dr. Denton Cooley, seorang ahli bedah jantung pelopor lulusan University of Texas, pertama kali berhasil melakukan pembedahan jantung “tanpa darah” pada tahun 1962. Dia melanjutkan pekerjaannya dengan pembedahan tanpa darah, melakukan operasi jantung dan pembedahan vaskuler yang rumit tanpa darah baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Dia merasa bahwa risiko-risiko yang terlibat di dalam pembedahan tanpa darah tidak lebih besar dibanding risiko-risiko dengan menggunakan darah, pada waktu itu. Sejarah transfusi darah sebagai praktek umum di bidang pengobatan bermula sejak Perang Dunia II. Namun, selalu ada risiko yang terkait dengan transfusi darah. Beberapa dari risiko itu adalah menyebarnya penyakit semacam Hepatitis C dan AIDS, yang keduanya bisa mematikan. Tingkat kematian bagi mereka yang mengidap Hepatitis C adalah 11-37% lebih tinggi bagi mereka yang memiliki penyakit itu, dan risiko mengidap penyakit itu dari transfusi darah di Amerika Seriktat kira-kira 1 dalam 900. Ini berarti sebanyak 900 kematian setahun disebabkan oleh darah terkontaminasi Hepatitis C. Jadi meski A.S. masih tetap salah satu negara teraman di dunia dalam hal persediaan darahnya, masih ada risiko tinggi terjangkit berbagai penyakit melalui transfusi darah.

Selanjutnya, tingkat kematian dan risiko infeksi atau komplikasi dari operasi tanpa transfusi darah jauh lebih rendah dibanding operasi yang sama dengan transfusi darah. Beberapa dari statistiknya mengindikasikan,

- Transfusi darah melipatduakan risiko infeksi darah dalam pembedahan bypass.
- Pasien bypass jantung tiga kali kemungkinan akan meninggal dalam satu bulan setelah pembedahan.
- Pasien jantung dua kali kemungkinan akan meninggal di bulan pertama.
- 1996-2003 – Pasien 3x kemungkinan akan meninggal dalam satu tahun setelah pembedahan dengan transfusi darah.
- Pasien dengan transfusi darah 6x kemungkinan akan meninggal di bulan pertama setelah transfusi darah.

Dengan mempertimbangkan hal ini, pengobatan tanpa darah sejak saat Dr. Cooley telah membuat kemajuan yang besar, hingga pada titik dimana organisasi profesional nirlaba No Blood, membuat daftar dari setidaknya 30 pusat pembedahan tanpa darah besar di Amerika Serikat, yang memiliki standar kualitas yang tinggi, lima dari pusat tersebut berlokasi hanya di New Jersey. Bidang ini sedang diperluas secara internasional pula, dimana pusat-pusat medis tanpa darah besar di tempat-tempat yang begitu beragam seperti Hong Kong, Afrika Selatan, Kanada, dan Arab Saudi, Mumbai, India, dan São Paulo, Brazil. No Blood mendaftarkan sejumlah 116 pusat tanpa darah di seluruh dunia.

Pusat Medis dan Rumah Sakti Englewood di Englewood, NJ telah menjadi pusat pembedahan dan pengobatan tanpa darah sejak 1994. Mereka telah menerima sejumlah $4,69 juta dalam bentuk dana federal untuk memperluas jangkauan mereka sejak lahirnya Institut untuk Manajemen Darah Pasien dan Pengobatan Tanpa Darah di rumah sakit itu. Baru-baru ini, Institut itu menerima sumbangan sebesar 1,49 juta dolar. Sumbangan terakhir itu secara khusus dengan pertimbangan militer, dengan tujuan melatih baik ahli medis militer dan sipil dalam tehnik-tehnik penbedahan tanpa darah. Hal ini dipandang sebagai sebuah tindakan pengamanan preventif yang signifikan, jika pasokan darah di masa depan terputus atau kekurangan.

Direktur eksekutif Institut itu, Aryeh Shander, M.D., menyebutkan meningkatnya kebutuhan untuk pembedahan tanpa darah. Staf medis di Englewood memiliki lebih 200 ahli medis dari lebih 25 cabang spesialisasi yang terlatih dalam pembedahan tanpa darah.

Pertimbangan tambahan dalam pengobatan tanpa darah adalah bersifat ekonomis. Dr. Shander A, Hofmann A, Gombotz H, Theusinger OM, Spahn dari institut pembedahan tanpa darah Englewood, menyatakan “menyusutnya ketersediaan donor dan penerapan prinsip pencegahan untuk meminimalkan risiko-risiko transfusi adalah faktor-faktor yang terus mendorong biaya dari produk-produk darah ke atas,” dan ini adalah pertimbangan lain untuk ekspansi ke depan yang berkelanjutan dari pengobatan tanpa darah.
Baca selengkapnya >>

Saksi-Saksi Yehuwa menghendaki pedoman atas produk-produk darah


Saksi-Saksi Yehuwa menghendaki pedoman atas produk-produk darah

Oleh Shane Hickey
Sabtu 27 ebruari 2010

Para Dokter, perawat dan profesional medis lainnya telah diminta untuk mengembangkan sebuah kebijakan yang konsisten tentang bagaimana berurusan dengan Saksi-Saksi Yehuwa yang menolak menerima transfusi darah karena keyakinan religius mereka.

Kemarin, seorang Saksi Yehuwa berkata bahwa ada kegelisahan yang konstan di antara calon-calon ibu di dalam agama itu bahwa dokter akan bereaksi secara negatif kepada mereka sewaktu mereka mencari perawatan.

Saksi-Saksi Yehuwa menolak menerima darah karena keyakinan mereka bahwa Alkitab meminta mereka untuk menjauhkan diri. Sejumlah kasus terkenal yang melibatkan wanita yang menolak penanganan muncul di pengadilan di tahun-tahun belakangan ini.

Kemarin, Belinda Slator, seorang ibu dari tiga anak dari Blanchardstown di Dublin, berkata bahwa dalam beberapa kesempatan dokter akan berkata, “Anda tidak menerima darah, apakah anda lebih memilih mati?” atau “Anda membiarkan bayi anda mati?”.

Namun, dalam kesempatan lain, staf medis telah bersikap positif dan dia tidak merasa “dipandang rendah”, kata Slator.

“Jika terdapat suatu sikap yang konsisten dari profesi medis, maka kita tidak akan merasa gelisah sewaktu dirawat,” dia berkata.

Komentarnya muncul dalam sebuah konferensi di Rumah Sakit Universitas Wanita dan Bayi dari Coombe yang bertujuan untuk menghasilkan pedoman nasional tentang bagaimana cara berurusan dengan ibu yang menolak produk darah,

Transfusi

Saksi-Saksi Yehuwa telah menolak transfusi darah sejak tahun 1940, ketika praktek itu meluas, karena mereka percaya di dalam Alkitab Allah melarang mereka.

Mark O’Malley, yang mengoordinasikan layanan informasi rumah sakit bagi Saksi-Saksi Yehuwa di Irlandia, berkata bahwa mereka yakin bahwa mereka harus menjauhkan diri dari darah, yang mereka pandang suci. Suatu ayat dari kitab Kejadian, “Hanya daging dengan jiwanya—darahnya—jangan dimakan”, dirujuk oleh agama itu sebagai alasan atas keyakinan mereka.

“Kami yakin Alkitab berkata untuk menjauhkan diri. Jika seorang dokter berkata agar menjauhkan diri dari alkohol, kita tidak akan mengambil sebotol Jameson (minuman keras-red),” kata O’Malley.

Ketua dari Rumah Sakit Universitas Wanita dan Bayi Coombe Dr. Chris Fitzpatrick berkata bahwa mereka merespek hak dari orang dewasa yang kompeten mana pun untuk menolak perawatan medis.
Baca selengkapnya >>

Serbia mendaftarkan Saksi-Saksi Yehuwa

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
1 Maret 2010

Serbia mendaftarkan Saksi-Saksi Yehuwa

BELGRADE, Serbia—Kementerian Urusan Religius Serbia menerima pendaftaran dari “Komunitas Religius Kristen Saksi-Saksi Yehuwa” dan mendaftarkan mereka dalam Daftar Gereja dan Komunitas Religius. Pendaftaran itu berlaku efektif pada tanggal 8 Februari 2010.

Perkembangan ini berarti bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sekarang secara legal diakui sebagai sebuah gereja atau komunitas religius di semua negara yang mengelilingi Serbia dan semua negara anggota Uni Eropa. Serbia mengejar keanggotaan UE juga. Dengan membuat keputusan untuk mendaftarkan Saksi-Saksi Yehuwa dalam Daftar Gereja dan Komunitas Religius, Kementerian Urusan Religius Serbia mengakui keberadaan dan kegiatan dari Saksi-Saksi Yehuwa di Serbia selama berpuluh-puluh tahun.

Saksi-Saksi bukanlah hal yang baru di wilayah itu. Di awal tahun 1920-an di wilayah Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia, sudah terdapat Siswa-Siswa Alkitab Internasional, sebutan yang dikenal bagi Saksi-Saksi Yehuwa saat itu, yang mempraktekkan iman mereka di banyak kota Serbia. Dan pada tanggal 9 September 1930, Kementerian Dalam Negeri mengakui Saksi-Saksi Yehuwa. Pada tahun 1953, mereka terdaftar dalam FNR Yugoslavia sebagai suatu komunitas religius Kristen.

Dewasa ini, Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu komunitas Kristen internasional dengan anggota lebih 7.300.000 yang saat ini aktif di 236 negeri dan kepulauan. Setiap bulan 37.252.000 terbitan dari majalah mereka, Menara Pengawal dicetak untuk disebarkan di seluruh dunia dalam 176 bahasa.

Kontak:
Di Serbia: Damir Porobić, + 381 63 266 789
Di Belgia: Marc Hansen, tel. + 32 2 782 0015
Di Jerman: Wolfram Slupina, tel. + 49 6483 413110
Di AS: James E. Andrik, tel. + 845 306-0711
Baca selengkapnya >>