Sabtu, April 10

Bunuh diri remaja menunjukkan penindasan teknologi tinggi

Sumber: Reuters

Ros Krasny
9 April 2010

Bunuh diri remaja menunjukkan penindasan teknologi tinggi

(Reuters) – Kasus seorang remaja di Massachusetts yang bunuh diri setelah kampanye penindasanberbulan-bulan tanpa henti menunjukkan sikap yang umum di sekolah sedang berkembang dalam cara-cara baru online yang berbahaya.

Enam pelajar menghadapi tuntutan kejahatan besar atas kematian Phoebe Prince, 15 thn, yang menggantung dirinya pada bulan Januari setelah menjadi korban serangan verbal dan ancaman disakiti secara fisik. Beberapa pelecehan muncul secara online di Facebook, dalam pesan teks dan dalam bentuk-bentuk teknologi tinggi lainnya, sebuah perkembangan gaya baru dari praktek yang sudah sejak dahulu kala, kata para pakar.

Penindasan atas Prince “jauh melampaui batasan pertengkaran terkait hubungan remaja yang normal,” kata Elizabeth Scheibel, penuntut kasus di South Hadley, Masschusetts.

Prince menjadi target penghinaan sebagai “pelacur” setelah dia berpacaran dengan seorang pemain football SMU yang populer, yang juga berkencan dengan salah satu dari gadis tertuduh. Prince adalah anak baru dari County Clare, Ireland, dan telah mengikuti sekolah asrama di Limerick.

Sejak kematian Prince gadis-gadis yang dituduh itu telah mendapat serangan secara online lewat situs Web palsu yang dibuat atas nama mereka dan terhubung ke akun-akun media tentang kasus itu. Situs-situs tersebut menarik komentar dan ancaman anonim dalam jumlah besar.

Tuduhan bahwa para pejabat sekolah mengetahui penindasan itu namun gagal ikut campur telah menimbulkan kemarahan.

“Tindakan – atau tidak adanya tindakan – dari beberapa orang dewasa di sekolah itu mengesalkan,” kata Scheibel.

“BANYAK ORANG YANG TAHU”

Namun tak satu pun orang dewasa yang dituntut dalam kasus itu. Scheibel berkata bahwa kegagalan mereka untuk membantu tidak cukup membuktikan suatu tindakan kriminal.

“Pihak sekolah tahu sesuatu,” kata Judith Vessey, seorang profesor di Sekolah Perawat Connel di Boston College yang telah melakukan penelitian ekstensif tentang penindasan. “Sang ibu tahu sesuatu. Teman-teman dan pengamat tahu sesuatu.

“Banyak orang tahu apa yang sedang terjadi dan bisa ikut campur.”

Ikut campurnya para pengamat sangat krusial untuk menghentikan depresi mendalam di dalam kasus-kasus penindasan, dia berkata.

“Kita mengira orang-orang akan memeriksa peran mereka sendiri dan apa yang mereka bisa lakukan untuk membuat hal itu tidak terjadi lagi, kata Scott Seider, profesor di Sekolah Pendidikan dari Universitas Boston.

Tiga gadis telah dihadapkan dan menyatakan diri tidak bersalah dalam kasus Prince minggu ini atas serangkaian pelanggaran hak-hak sipil dan tuduhan menguntit. Gadis ke-empat dan dua orang anak laki-laki menghadapi tuntutan yang serupa. Anak-anak lelaki itu, yang keduanya pernah memacari Prince secara singkat, juga dituntut dengan perkosaan di bawah umur.

Penindasan menjalar di sekolah-sekolah AS. Suatu laporan dari Departemen Pendidikan AS di tahun 2005 menemukan 14 persen pelajar berusia 12 hingga 18 tahun berkata bahwa mereka ditindas dalam enam bulan terakhir.

Konsep tipikal dari penindasan – intimidasi atas seorang anak yang dipandang lemah oleh orang lainnya – terlalu sederhana, kata Vessey.

“Khususnya pada gadis-gadis, penindasan bisa berbentuk peracunan sosial,” dia berkata, menjelaskan “tatapan mata, pengacuhan, semua perbuatan ‘gadis kejam’.”

“Salah satu hal yang menempatkan anak-anak dalam risiko itu adalah gagasan tentang perbedaan.” Dia berkata. “Gadis muda ini memiliki faktor-faktor risiko tersebut.”

Di hari dia menggantung dirinya dari ruang tempat tangga, Prince dilecehkan secara verbal di perpustakaan sekolah, di lorong dan selama berjalan pulang dari sekolah, kata penuntut.

PERCOBAAN BUNUH DIRI

Penindasan mungkin memainkan peran yang lebih besar dibanding yang umumnya dipahami dalam bunuh diri remaja, demikian juga dikatakan oleh para pakar. Tingkat bunuh diri per tahun di antara orang Amerika berusia 15 sampai 19 tahun adalah sekitar tujuh dari 100.000, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Remaja laki-laki lebih cenderung melakukan bunuh diri dibanding anak perempuan.

Suatu penelitian CDC juga menunjukkan 14,5 persen dari pelajar SMU AS melaporkan secara serius mempertimbangkan bunuh diri selama satu tahun sebelum survei itu, dan 6,9 persen berkata bahwa mereka telah mencoba bunuh diri satu kali atau lebih dalam periode yang sama.

Para pembuat hukum di Massachusetts pada bulan Maret menyetujui sebuah rancangan yang akan melarang penindasan, termasuk penindasar di dunia maya, namun versi-versi dari rancangan itu harus disatukan oleh para pembuat hukum sebelum menjadi hukum.

Perundangan itu adalah respons atas kasus Prince dan bunuh diri dari seorang anak laki-laki usia 11 tahun di Springfield, Massachusetts, tahun lalu. Carl Joseph Walker-Hoover telah menjadi korban ejekan anti-homo tanpa henti sebelum dia membunuh dirinya.

Memiliki undang-undang mungkin berdampak sedikit untuk menghentikan penindasan dan dapat membuat anak-anak menjadi lebih awas untuk melaporkan insiden dan membuat diri mereka mendapat penghargaan, kata Vassey.

“Jika kita memilki suatu program tak ada toleransi, anak-anak tidak akan saling mengadukan,” dia berkata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar