Sabtu, April 10

Mereka ada di tengah-tengah kita: 1 dari 5 orang percaya makhluk luar angkasa?

Sumber: Reuters

Miral Fahmy
8 April 2010

Mereka ada di tengah-tengah kita: 1 dari 5 orang percaya makhluk luar angkasa?

(Reuters) – Makhluk luar angkasa ada dan mereka tinggal di tengah-tengah kita menyamabr sebagai manusia – setidaknya, itulah yang dipercaya oleh 20 persen dari orang yang ditanyai dalam sebuah survei global.

Jajak pendapat Reuters Ipsos atas 23.000 orang dewasa di 22 negara menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen dari orang dari India dan Cina percaya bahwa makhluk luar angkasa berada di tengah-tengah kita menyamar sebagai manusia, sementara mereka yang paling tidak percaya akan hal ini berasal dari Belgia, Swedia dan Belanda (masing-masing 8 persen).

Namun, kebanyakan orang yang ditanyai, atau 80 persen, tidak percaya para makhluk itu di tengah-tengah kita.

“Tampaknya terdapat suatu korelasi antara negara berpopulasi terbesar dan mereka yang cenderung mengindikasikan mungkin ada makhluk luar angkasa yang menyamar di antara mereka, dibanding dengan negara-negara berpopulasi lebih sedikit,” kata John Wright, Wakil Presiden Senior dari firma riset pasar Ipsos.

“Mungkin kasusnya sederhana bahwa di negara yang berpopulasi lebih sedikit kita akan cenderung tahu tetangga kita lebih baik,” dia berkata.

Lebih banyak pria dibanding wanita – 22 persen berbanding 17 persen – yang percaya bahwa makhluk luar angkasa ada di bumi.

Kebanyakan dari yang percaya berusia di bawah 35 tahun, dan tersebar di seluruh golongan pendapatan, menurut survei itu. Dari antara yang tidak percaya, kebanyakan adalah wanita.
Baca selengkapnya >>

Bunuh diri remaja menunjukkan penindasan teknologi tinggi

Sumber: Reuters

Ros Krasny
9 April 2010

Bunuh diri remaja menunjukkan penindasan teknologi tinggi

(Reuters) – Kasus seorang remaja di Massachusetts yang bunuh diri setelah kampanye penindasanberbulan-bulan tanpa henti menunjukkan sikap yang umum di sekolah sedang berkembang dalam cara-cara baru online yang berbahaya.

Enam pelajar menghadapi tuntutan kejahatan besar atas kematian Phoebe Prince, 15 thn, yang menggantung dirinya pada bulan Januari setelah menjadi korban serangan verbal dan ancaman disakiti secara fisik. Beberapa pelecehan muncul secara online di Facebook, dalam pesan teks dan dalam bentuk-bentuk teknologi tinggi lainnya, sebuah perkembangan gaya baru dari praktek yang sudah sejak dahulu kala, kata para pakar.

Penindasan atas Prince “jauh melampaui batasan pertengkaran terkait hubungan remaja yang normal,” kata Elizabeth Scheibel, penuntut kasus di South Hadley, Masschusetts.

Prince menjadi target penghinaan sebagai “pelacur” setelah dia berpacaran dengan seorang pemain football SMU yang populer, yang juga berkencan dengan salah satu dari gadis tertuduh. Prince adalah anak baru dari County Clare, Ireland, dan telah mengikuti sekolah asrama di Limerick.

Sejak kematian Prince gadis-gadis yang dituduh itu telah mendapat serangan secara online lewat situs Web palsu yang dibuat atas nama mereka dan terhubung ke akun-akun media tentang kasus itu. Situs-situs tersebut menarik komentar dan ancaman anonim dalam jumlah besar.

Tuduhan bahwa para pejabat sekolah mengetahui penindasan itu namun gagal ikut campur telah menimbulkan kemarahan.

“Tindakan – atau tidak adanya tindakan – dari beberapa orang dewasa di sekolah itu mengesalkan,” kata Scheibel.

“BANYAK ORANG YANG TAHU”

Namun tak satu pun orang dewasa yang dituntut dalam kasus itu. Scheibel berkata bahwa kegagalan mereka untuk membantu tidak cukup membuktikan suatu tindakan kriminal.

“Pihak sekolah tahu sesuatu,” kata Judith Vessey, seorang profesor di Sekolah Perawat Connel di Boston College yang telah melakukan penelitian ekstensif tentang penindasan. “Sang ibu tahu sesuatu. Teman-teman dan pengamat tahu sesuatu.

“Banyak orang tahu apa yang sedang terjadi dan bisa ikut campur.”

Ikut campurnya para pengamat sangat krusial untuk menghentikan depresi mendalam di dalam kasus-kasus penindasan, dia berkata.

“Kita mengira orang-orang akan memeriksa peran mereka sendiri dan apa yang mereka bisa lakukan untuk membuat hal itu tidak terjadi lagi, kata Scott Seider, profesor di Sekolah Pendidikan dari Universitas Boston.

Tiga gadis telah dihadapkan dan menyatakan diri tidak bersalah dalam kasus Prince minggu ini atas serangkaian pelanggaran hak-hak sipil dan tuduhan menguntit. Gadis ke-empat dan dua orang anak laki-laki menghadapi tuntutan yang serupa. Anak-anak lelaki itu, yang keduanya pernah memacari Prince secara singkat, juga dituntut dengan perkosaan di bawah umur.

Penindasan menjalar di sekolah-sekolah AS. Suatu laporan dari Departemen Pendidikan AS di tahun 2005 menemukan 14 persen pelajar berusia 12 hingga 18 tahun berkata bahwa mereka ditindas dalam enam bulan terakhir.

Konsep tipikal dari penindasan – intimidasi atas seorang anak yang dipandang lemah oleh orang lainnya – terlalu sederhana, kata Vessey.

“Khususnya pada gadis-gadis, penindasan bisa berbentuk peracunan sosial,” dia berkata, menjelaskan “tatapan mata, pengacuhan, semua perbuatan ‘gadis kejam’.”

“Salah satu hal yang menempatkan anak-anak dalam risiko itu adalah gagasan tentang perbedaan.” Dia berkata. “Gadis muda ini memiliki faktor-faktor risiko tersebut.”

Di hari dia menggantung dirinya dari ruang tempat tangga, Prince dilecehkan secara verbal di perpustakaan sekolah, di lorong dan selama berjalan pulang dari sekolah, kata penuntut.

PERCOBAAN BUNUH DIRI

Penindasan mungkin memainkan peran yang lebih besar dibanding yang umumnya dipahami dalam bunuh diri remaja, demikian juga dikatakan oleh para pakar. Tingkat bunuh diri per tahun di antara orang Amerika berusia 15 sampai 19 tahun adalah sekitar tujuh dari 100.000, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Remaja laki-laki lebih cenderung melakukan bunuh diri dibanding anak perempuan.

Suatu penelitian CDC juga menunjukkan 14,5 persen dari pelajar SMU AS melaporkan secara serius mempertimbangkan bunuh diri selama satu tahun sebelum survei itu, dan 6,9 persen berkata bahwa mereka telah mencoba bunuh diri satu kali atau lebih dalam periode yang sama.

Para pembuat hukum di Massachusetts pada bulan Maret menyetujui sebuah rancangan yang akan melarang penindasan, termasuk penindasar di dunia maya, namun versi-versi dari rancangan itu harus disatukan oleh para pembuat hukum sebelum menjadi hukum.

Perundangan itu adalah respons atas kasus Prince dan bunuh diri dari seorang anak laki-laki usia 11 tahun di Springfield, Massachusetts, tahun lalu. Carl Joseph Walker-Hoover telah menjadi korban ejekan anti-homo tanpa henti sebelum dia membunuh dirinya.

Memiliki undang-undang mungkin berdampak sedikit untuk menghentikan penindasan dan dapat membuat anak-anak menjadi lebih awas untuk melaporkan insiden dan membuat diri mereka mendapat penghargaan, kata Vassey.

“Jika kita memilki suatu program tak ada toleransi, anak-anak tidak akan saling mengadukan,” dia berkata.
Baca selengkapnya >>

Jumat, April 9

Pembakaran atas rumah ibadah di Rusia

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
8 April 2010

Pembakaran atas rumah ibadah di Rusia


BUDENNOVSK, Wilayah Stravropol—Di malam tanggal 20 Maret 2010, kebakaran terjadi di rumah ibadah, atau Balai Kerajaan, Saksi-Saksi Yehuwa di Budennovsk. Tak seorang pun berada di sana waktu itu sehingga tidak terdapat korban namun interior, termasuk langit-langit, dinding dan kursi musnah. Kerusakan diperkirakan hampir 1.000.000 rubel (Rp. 316 juta). Dicurigai itu adalah pembakaran dan sekarang hal itu telah dipastikan.

Hasil dari pemeriksaan pakar keamanan kebakaran dan mekanikal mendukung temuan awal bahwa para penyerang bisa masuk dengan menggunakan tangga darurat dan melewati lantai atas bangunan itu. Para pengacau itu di sana menyalakan suatu cairan yang mudah terbakar. Jadi para penyelidik mengesampingkan kemungkinan bahwa malfungsi atau kabel listrik menyebabkan kebakaran itu. Sebagai tambahan, selama menyelidikan, ditemukan bukti bahwa ada upaya sebelumnya untuk membakar balai itu dari lantai atas. Temuan ini didukung oleh pengamatan para umat yang berkata bahwa sekitar satu minggu sebelumnya mereka memperhatikan ada bau kimia di balai, yang tidak bisa mereka temukan sumbernya saat itu.

Ketua dari Organisasi Religius Lokal Saksi-Saksi Yehuwa di Kota Budyonnovsk, Alexander Gaponov, menyatakan perasaan dari banyak Saksi-Saksi Yehuwa di daerah itu ketika dia berkata: “Kami membangun Balai Kerajaan yang indah ini dengan tangan kami sendiri dan dengan biaya kami sendiri. Kami mencurahkan hati kami dalam membangunnya. Di balai ini orang-orang telah belajar untuk hidup damai dan harmonis dengan sesama mereka. Menyedihkan bahwa serangan semacam ini telah dilancarkan terhadap mereka yang tampaknya berbeda, hingga pada titik di mana beberapa orang siap untuk melakukan aksi perusakan semacam ini.”

Anton Omelchenko, seorang pengacara yang mewakili Saksi-Saksi Yehuwa, berkomentar atas insiden itu: “Pembakaran dalah tindakan kriminal dan dapat dihukum penjara hingga lima tahun. Kejahatan yang dilakukan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa menunjukkan intensitas dari intoleransi religius terhadap komunitas umat ini, dan sayangnya, sikap semacam itu sekarang sedang dipromosikan dalam masyarakat Rusia.”

Pada tanggal 29 Maret 2010, kasus itu dipindahkan ke Departemen Kepolisian Budyonnovsk yang akan memutuskan apakah suatu kasus kriminal akan dimulai atau tidak.

Kontak:
Rusia: Grigory Martynov, Telepon +7 812 702 26 91
Eropa: Marc Hansen, Telepon + 32 2 782 0015
AS: Mario Moreno, Telepon + 1 845 396 0711
Baca selengkapnya >>

Rusia—sah atau tidak sah?

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
8 April 2010

Rusia—sah atau tidak sah?

Hasil-hasil dari penelitian pakar mengungkapkan kesenjangan yang signifikan pada cara pandang atas literatur Kristen

YEKATERINBURG, Rusia—Terdapat “tidak ada dasar” untuk mengatakan bahwa publikasi Saksi-Saksi Yehuwa berisi tanda-tanda “propaganda, eksklusifitas atau inferioritas dari seseorang berdasarkan sikapnya terhadap agama,” demikian menurut sebuah penelitian pakar religius yang ditunjuk oleh pengadilan baru-baru ini di Asbest, Rusia. Sehubungan dengan literatur Kristen semacam itu, penelitian itu mendapati bahwa literatur tersebut tidak “melampaui apa yang merupakan fenomena umum dari seluruh komunitas religius yang kurang lebih tipikal bagi semua keyakinan agama.” Kesimpulan dari penelitian itu ditegaskan oleh para pakar religius dari sebuah penelitian kedua yang lebih jauh menyatakan sehubungan publikasi yang sedang diteliti bahwa, “publikasi tersebut tidak mengandung baik hasutan untuk perpecahan religius maupun aksi-aksi menetang agama, negara atau individu yang mewakili negara.”

Kedua kesimpulan pakar tersebut ditugaskan dalam kaitan dengan sebuah kasus kriminal yang diajukan terhadap seorang anggota organisasi religius setempat dari Saksi-Saksi Yehuwa di Asbest, Wilayah Sverdlovsk, yang dimulai pada tanggal 19 Juni 2009. Tuntutan kriminal dibatalkan pada tanggal 3 Maret 2010, sebagai tanggapan atas temuan-temuan dari penelitian pakar itu.

Di antara publikasi yang diteliti oleh para pakar dari Asbest itu yang tidak ditemukan apa pun yang ekstremis adalah tiga publikasi yang telah dinyatakan sebagai “materi ekstremis” dalam keputusan tanggal 22 September 2009 dari Pengadilan Regional Rostov dan sejak saat itu dimasukkan ke dalam Daftar Materi Ekstremis Kementerian Peradilan. Kontradiksi seperti itu menyoroti suatu inkonsistensi dalam penuntutan Saksi-Saksi Yehuwa. Ada ketidaksepahaman di antara para pakar yang ditunjuk pengadilan tentang apakah literatur Saksi-Saksi Yehuwa harus dinyatakan sebagai “materi ekstremis.” Sementara itu, gangguan dan penangkapan Saksi-Saksi berlanjut di banyak wilayah.

Vasily Kalin, Ketua dari Pusat Administratif Saski-Saksi Yehuwa di Rusia, menyatakan: “Di berbagai wilayah Rusia, upaya-upaya sedang dilakukan untuk mendesak kasus kriminal terhadap Saksi-Saksi Yehuwa. Namun fakta bahwa tidak terdapat dasar atas tuduhan itu dipastikan oleh para ahli yang tidak bias dan memenuhi syarat. Saksi-Saksi Yehuwa mengumumkan kabar baik dari Alkitab karena mereka ingin membagikan informasi yang membawa sukacita dan penghiburan bagi orang-orang. Keputusan akhir tentang siapa yang memiliki kebenaran berada di tangan Allah dan bukan Negara.”

Kontak
Di Rusia: Grigory Martynov, telepon +7 812 702 2691
Di AS: Mario Moreno, telepon +1 845 306 0711
Baca selengkapnya >>

Saksi-Saksi di Rusia menguras opsi-opsi domestik

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
8 April 2010

Saksi-Saksi di Rusia menguras opsi-opsi domestik

Banding diajukan dalam kasus Republik Altay

GORNO-ALTAYSK, Rusia—Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia mengajukan banding pengawasan terhadap keputusan Mahkamah Agung Republik Altay tanggal 27 Januari 2010. Mahkamah itu menguatkan keputusan dari Pengadilan Kota Gorno-Altaysk untuk menyatakan 18 publikasi Kristen dari Saksi-Saksi Yehuwa sebagai ekstremis. Dua dari tiga upaya banding itu berasal dari korporasi do Amerika Serikat dan Jerman yang adalah penerbit dan pencetak dari literatur tersebut, termasuk Alkitab, yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di seluas dunia.

Pada bulan Maret, 18 publikasi itu ditambahkan ke dalam Daftar Ferderal dari Materi Ekstremis, yang berakibat pelarangan penyimpanan dan penyebaran publikasi tersebut di seluruh Rusia. Pengadilan kota itu menolak suatu mosi dari Saksi-Saksi Yehuwa yang meminta sebuah penelitian pakar ditugaskan kepada sebuah instansi khusus untuk menentukan apakah literatur yang dipersoalkan benar-benar ekstremis.

Sebuah keputusan serupa telah dibuat oleh Mahkamah Agung Federasi Rusia pada tanggal 8 Desember 2009, yang pada akhirnya berakibat pelarangan 34 publikasi Saksi-Saksi Yehuwa, yang berarti bahwa publikasi tersebut akan dimasukkan ke dalam daftar nasional dari literatur ekstremis. Sebagai akibatnya, di seluruh Rusia, terdapat lebih dari 150 insiden penahanan Saksi-Saksi Yehuwa, gangguan atas pertemuan religius mereka, dan penggeledahan rumah pribadi dan bangunan religius mereka, serta penyitaan literatur mereka dan aksi-aski agresi terhadap mereka.

Saksi-Saksi Yehuwa berharap sebuah pemeriksaan yang adil akan terjadi dan pengadilan akan mendukung pendirian dari Presiden Federasi Rusia, Dmitri Medvedev, yang telah menyuarakan pendapatnya bahwa masalah-masalah penduduk harus diselesaikan pada tingkatan domestik.

Kontak:
Di Rusia: Victor Zhenkov, tel. +7 (812) 702-26-91
Di AS: Mario Moreno, tel. + 1 845 306 0711
Baca selengkapnya >>

Jumat, Maret 26

Mahkamah Agung di Belarusia merespek hati nurani seorang pemuda

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
26 Maret 2010

Mahkamah Agung di Belarusia merespek hati nurani seorang pemuda

GOMEL, Belarusia—Sekarang terdapat kesempatan baru bagi Belarusia untuk menerapkan dinas sipil alternatif seperti yang tercantum dalam Konstitusi negara itu. Putusan atas seorang penolak atas dasar nurani Dmitry Smyk dibatalkan pada tanggal 15 Maret 2010, dan kasusnya dikembalikan untuk disidangkan kembali.

Sebelumnya, pada tanggal 6 November 2009, Pengadilan Distrik Tsentralniy dari kota Gomel memutuskan Smyk bersalah melanggar hukum wajib militer dan dia dihukum denda. Kemudian pada tanggal 20 Februari 2010, Wakil Ketua dari Mahkamah Agung mengajukan suatu keberatan terhadap putusan pengadilan Gomel atas kasus itu, dengan menyebutkan bahwa keyakinan religius Dmitry Smyk tidak diperhitungkan selama pertimbangan itu. Khususnya, mahkamah menunjukkan “fakta keanggotaan Smyk dalam keyakinan religius yang dimaksud. Mengatakan bahwa temuan-temuan pengadilan bersifat dugaan dan subyektif.” Hasilnya, pada tanggal 15 Maret Mahkamah Agung membatalkan putusan pengadilan Gomel itu.

Meski kisahnya tidak berakhir di sini, terdapat harapan bahwa intervensi oleh Mahkamah Agung itu akan terbukti menguntungkan dalam kasus Dmitry Smyk khususnya dan akan membantu para pembuat hukum mengambil pandangan segar pada isu yang lebih besar berupa dinas alternatif. Kemungkinan selama pengadilan ulang, Smyk akan diakui bukan sebagai seseorang yang menghindari tugas sipilnya namun sebagai seseorang yang hanya memohon agar keyakinan religiusnya diperhitungkan seraya dia memenuhi tugas-tugas sipilnya. Kondisinya cerah untuk harapan semacam itu akan menjadi kenyataan. Pada tanggal 18 Februari, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, membentuk sebuah komisi untuk membuat rancangan undang-undang mengenai dinas alternatif.

Kontak:
Belarusia: Pavel Yadlouski, Telepon + 375 17 292 93 78
AS: Mario Moreno, Telepon + 845 306 0711
Baca selengkapnya >>

Kamis, Maret 25

Kepolisian di Rusia menyita literatur religius dari rumah-rumah umat

Sumber: JW-Media.org

Untuk Rilis Segera
24 Maret 2010

Kepolisian di Rusia menyita literatur religius dari rumah-rumah umat

TAMBOV, Rusia—“Ketika polisi muncul di rumah kami pagi-pagi sekali, saya merasa tidak beralasan untuk khawatir akan kebebasan saya dan keselamatan anak-anak saya.” Larisa Cheprunova, yang rumahnya diperiksa, merasa syok atas apa yang terjadi. “Kami selalu merespek pihak berwenang, namun para petugas memperlakukan kami seperti kriminal; mereka berbicara kasar, mengambil barang-barang dan literatur milik kami, dan membuat anak-anak kami ketakutan!”

Kira-kira pukul 7 pagi, pada tanggal 17 Maret 2010, tiga kelompok polisi tiba secara bersamaan di tiga rumah yang dihuni oleh empat keluarga Saksi-Saksi Yehuwa yang tinggal di kota Tambov. Penghuni rumah tersebut terbangun oleh polisi yang, dengan memegang surat perintah pengadilan, datang untuk menggeledah rumah-rumah itu. Para petugas menyita perpustakaan pribadi, mengambil semua literatur Alkitab serta dokumen bisnis, komputer, data elektronik, bahkan album foto keluarga dan surat-surat pribadi. Kejadian tersebut terjadi tidak lama setelah diperbaruinya kembali Daftar Federal dari Materi Ekstremis di mana publikasi-publikasi baru dari Saksi-Saksi Yehuwa telah ditambahkan.

Perintah pengadilan itu didasarkan pada kasus baru-baru ini yang diajukan di bawah Artikel 282 dari Hukum Kriminal Federasi Rusia, “Menghasut Kebencian dan Kekerasan, dan Merendahkan Martabat Manusia.” Sebagai respon atas mosi yang diajukan oleh Penyidik Igor Avdeyev, sebuah keputusan dikeluarkan oleh Hakim Lyudmila Ryazantseva dari Pengadilan Distrik Leninskiy dari Kota Tambov yang mengizinkan penggeledahan itu. Menurut keputusan itu, petugas harus menyita “barang, literatur, media elektronik yang menganjurkan kebencian religius serta . . . dokumen lain yang mencatat kegiatan organisasi religius itu.”

Selama penggeledahan polisi tidak memberitahukan kepada pemilik rumah tentang hak-hak mereka, memberikan salinan perintah pengadilan yang mengizinkan penggeledahan mereka, atau mengizinkan mereka untuk menghubungi seorang pengacara. Dalam beberapa kasus para pemilik rumah tidak diizinkan untuk menggunakan telepon pribadi mereka. Selama penggeledahan dari apartemen milik Cheprunov, nada bicara yang tinggi dari para petugas kepolisian telah membuat takut anak perempuan keluarga itu, yang mulai menangis dan memohon agar polisi tidak membawa orang-tuanya. Polisi menggeledah rumah yang lain, milik keluarga Tagayev, menyita satu salinan Perjanjian Baru yang diterbitkan di Moskow pada tahun 1988 serta publikasi-publikasi Saksi-Saksi Yehuwa.

Vasiliy Kalin, Ketua dari Pusat Administratif Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia, yang hidup selama masa represi dan mengalami sendiri penganiayaan religius, menyatakan sebagai berikut: “Apa yang terjadi di Tambov mengingatkan kita aka masa-masa sulit di masa lalu ketika berdasarkan laporan-laporan fitnah dan tuduhan-tuduhan palsu serta tidak adanya dasar apa pun, Saksi-Saksi Yehuwa kehilangan harta milik mereka dan dianiaya secara kriminal. Pada waktu itu para petugas KGB datang malam-malam sekali atau pagi-pagi sekali, menggeledah rumah-rumah, membawa literatur dan barang-barang milik pribadi. Apa yang terjadi sekarang terlalu sama, terlalu seperti apa yang terjadi di tahun 1951 ketika aksi-aksi semacam itu dalam skala besar akhirnya membuat ribuan Saksi-Saksi Yehuwa dideportasi ke Siberia.”

Kontak:
Di Rusia: Grigory Martynov, telepon +7 (812) 702-26-91
Di AS: Mario Moreno, telepon +1 845 306 0711
Baca selengkapnya >>